Inilah Penyakit Berbahaya yang Mengintai Ibu Hamil

Inilah Penyakit Berbahaya yang Mengintai Ibu Hamil – Saat sedang hamil ataupun sedang menjaga kesehatan janin, sudah banyak orang yang melakukan banyak hal untuk dapat memberikan yang terbaik kepada calon anaknya tersebut. Hamil memang penuh tantangan dan pantangan, menghadapi morning sickness, mudah lelah, hingga mood yang sering terganggu tanpa sebab. Ditambah dengan beragam pantangan yang mau tidak mau harus dipatuhi demi kebaikan ibu dan janin. Salah satu pantangan yang tak asing lagi bagi ibu hamil adalah larangan untuk mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang.

Inilah Penyakit Berbahaya yang Mengintai Ibu Hamil

1. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah sebuah infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii. Mikroorganisme disease ini dapat ditemukan pada daging yang belum dimasak dengan matang, terutama daging rusa, kambing, dan babi. Mereka juga biasa ditemukan di feses kucing.

Jika kamu terinfeksi toksoplasmosis, dokter akan turut memeriksa janin untuk memastikan mereka terinfeksi atau tidak. Menurut laporan Canadian Family Physician, ketika infeksi T. gondii terjadi pada kehamilan, parasit dapat ditularkan melalui plasenta ke janin. Hal ini mengakibatkan toksoplasmosis kongenital yang dapat memiliki konsekuensi serius. Meski bayi yang lahir dengan kondisi ini mungkin tampak normal saat lahir, mereka dapat mengembangkan tanda dan gejala seiring bertambahnya usia.

Bayi yang lahir dengan toksoplasmosis mungkin memiliki risiko lebih tinggi kehilangan pendengaran dan penglihatan. Beberapa anak juga bisa terdampak pada ketidakmampuan belajar. Jadi, jika kamu tergolong perempuan yang menyukai daging setengah matang, lebih baik hindari saat hamil, ya.

2. Listeriosis
Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria. Ada sepuluh spesies Listeria yang berbeda, tapi varian yang paling sering menyerang manusia adalah Listeria monocytogenes. Penyebab umumnya adalah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi, salah satunya makanan laut dan daging mentah atau setengah matang.

Meninjau laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ada sejumlah kelompok yang lebih rentan terhadap infeksi ini. Di antaranya adalah perempuan hamil, janin, dan bayi yang baru lahir. Selain itu menurut laporan Reviews in Obstetrics and Gynecology tahun 2008, ibu hamil biasanya tak menunjukkan gejala saat terinfeksi, tapi keselamatan janin dalam kandungan bisa terancam. Listeriosis dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Sementara pada bayi baru lahir, penyakit ini meningkatkan kemungkinan ia menderita infeksi yang mengancam jiwa pada hari-hari awal kelahiran.

3. Salmonellosis
Doyan makan telur atau daging setengah matang? Coba pikirkan ulang kebiasaan tersebut, ya. Sebab, konsumsi telur dan daging setengah matang bisa meningkatkan risiko terkena salmonellosis. Ini merupakan infeksi usus yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella. Menurut keterangan CDC, unggas berpotensi membawa bakteri seperti Salmonella yang dapat mencemari bagian dalam telur sebelum cangkangnya terbentuk. Cangkang telur juga bisa terkontaminasi dari kotoran unggas atau daerah tempat telur diletakkan.

Beberapa strain Salmonella dapat menginfeksi urine, darah, tulang, sendi, dan sistem saraf. Termasuk cairan tulang belakang dan otak. Hal ini dapat menimbulkan komplikasi parah. Beberapa orang yang terinfeksi bakteri ini juga mengalami nyeri sendi yang dikenal sebagai arthritis reaktif. Kondisi ini merupakan nyeri sendi tersebut bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan bisa menjadi radang sendi kronis.

4. Kolera
Kolera adalah penyakit menular epidemik akut yang ditandai dengan diare berair, kehilangan cairan dan elektrolit yang ekstrem, hingga mengalami dehidrasi parah. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera (V. cholera) bisa menjadi sangat berbahaya jika dialami ibu hamil.

Kolera dapat menyebabkan dehidrasi ringan sampai berat dan syok hipovolemik. Dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi janin pada sebagian besar kasus bisa menyebabkan aborsi spontan, persalinan prematur, dan kematian janin.